----YOU ADS---
Alhamdulillah di hari yang cerah ini saya masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk saling berbagi kepada kalian semuanya. Pembahasan kali ini adalah masalah “ULANG TAHUN”. Apa si itu ulang tahun atau yang biasa disebut dengan sebutan happy birthday oleh beberapa kalangan, mengapa dan bagaimana hukum merayakan ataupun mengucapkan selamat kepada orang yang sedang berulang tahun. Bicara soal ulang tahun, semalam saya baru membuka lembaran baru di usia 21 dan resmi menutup lembaran di usiaku yang ke-20, jadi semalam saya menutup perjalanan saya di usia yang ke 20 untuk membuka lembaran baru yang insyaAllah lebih baik lagi kedepannya di usia saya yang ke 21.
Memang pentingkah merayakan ulang tahun? Mengucapkan selamat ulang tahun kepada teman-teman kita, sahabat-sahabat kita yang sedang ulang tahun? Kalau menurut pribadi saya sih perayaan ulang tahun itu kurang penting, karena memang ‘usia’ kita bertambah, usia pada pengertian ini adalah hitungan usia kita sejak dilahirkan, namun sejatinya umur kita berkurang bukan malah bertambah, jadi semakin bertambahnya usia kita maka hendaknya kita merenungi umur kita yang berkurang dan lebih dekat dengan kematian, Bukan malah dirayakan. Tambah mendekati kematian kok dirayakan...
Selain merenungi umur kira yang sudah semakin berkurang, sepatutnya kita juga bersyukur karena masih diberi usia yang panjang, namun tidak harus menunggu hari kelahiran juga kan untukbersyukur karena diberi usia yang lebih panjang, harusnya kita mensyukurinya itu setiap hari, setiap menit atau setiap detik.
Dan orang-orang yang lagi berulang tahun biasanya melakukan “make a wish” atau berdoa, kenapa harus pada hari ulang tahun coba, padahal berdoa itu kan harusnya setiap saat, setiap waktu. Bahkan ada yang mengeluarkan kocek yang banyak jutaan atau bahkan milyaran rupiah untuk mereyakan hal yang satu ini. Kenapa tidak disumbangkan ke fakir miskin saja sih, kan lumayan dapat pahala.
Sebenarnya siapa sih yang memulai perayaan ulang tahun? apa dasarnya? bagaimana pandangan agama saya, islam tentang perayaan ulang tahun ini?
Bicara tentang hukum merayakan ulang tahun, memang tidak ada dalil atau nash langsu yang melarang kita merayakan hari ulang tahun. Begitu pula tidak pernah menemukan riwayat bahwasanya setiap tanggal 12 Rabiul Awal Rasulullah merayakan ulang tahun atau dengan sekedar mengingat-ingat hari kelahirannya. Pegitu pula para shahabat nabi, para tabiin dan para ulama-ulama pun kita tidap pernah mendengar kisahnya merayakan ulang tahun.
Lalu saiapa sih yang mengawali perayaan ulang tahun ini ? Ternya tradisi ini sudah ada di Eropa sejak beberapa abad silam. Dengan kepercayaan bahwa jjika seseorang berulang taun maka setan-setan berduyun mendatanginya dan membawa bingkisan/kado. Dan untuk melindungi dari seta-setan itu maka orang yang merayakan ulang tahun mengundang kerabat, dan teman-temannya untuk menemaninya dan sekaligus membacakan doa.
Jadi Tradisi ulang tahun sama sekali tidak memiliki akar sejarah dalam islam. Islam tak pernah diajarkan untuk merayakan ulang tahun baik dalam Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah. Kalo pun kemudian ada orang yang berargumen bahwa dengan diperingatinya Maulid Nabi, hal itu menjadi dalil kalo ulang tahun boleh juga dalam pandangan Islam. Maka ini adalah argumen yang tidak tepat. Rasulullah SAW sendiri tak pernah mengajarkan kepada kita melalui hadisnya untuk merayakan maulid Nabi. Maulid Nabi, itu bukan untuk diperingati, tapi tadzkirah, alias peringatan. Maksudnya? Jika kita baca buku tarikh Islam, di dalamnya terdapat catatan bahwa Sultan Shalahuddin al-Ayubi amat prihatin dengan kondisi umat Islam pada saat itu. Di mana bumi Palestina dirampas oleh Pasukan Salib Eropa. Sultan Shalahuddin menyadari bahwa umat ini lemah dan tidak berani melawan kekuatan Pasukan Salib Eropa yang berhasil menguasai Palestina, lebih karena mereka sudah terkena penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati). Mereka bisa menjadi seperti itu karena mengabaikan salah satu ajaran Islam, yakni jihad. Bahkan ada di antara mereka yang tidak tahu menahu dengan perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Untuk menyadarkan kaum muslimin tentang pentingnya perjuangan, Sultan Shalahuddin menggagas ide tersebut, yakni tadzkirah terhadap Nabi, yang kemudian disebut-entah siapa yang memulainya-sebagai maulid nabi. Tujuan intinya mengenalkan kembali perjuangan Rasulullah dalam mengembangkan Islam ke seluruh dunia. Singkat cerita, kaum muslimin saat itu sadar dengan kelemahannya dan mencoba bangkit. Dengan demikian, berkobarlah semangat jihad dalam jiwa kaum muslimin, dan bumi Palestina pun kembali ke pangkuan Islam, tentu setelah mereka mempecundangi Pasukan Salib Eropa. Jadi Maulid nabi bukan dalil dibolehkannya pesta ulang tahun.
Kembali ke pokok pembicaraan, Pesta ulang tahun bukanlah warisan Islam. Tapi warisan asing, alias ajaran di luar Islam. Lalu gimana jika kita melakukannya? Berdosakah? karena tradisi itu adalah tradisi orang-orang Eropa, yang saat itu berkembang ajaran Kristen, maka pesta ultah tentu saja merupakan tradisi kaum non-muslim. Jika kita melakukannya, maka termasuk dosa.
Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dalam golongan mereka.” (HR. Abu Dawud).
Dalam riwayat lain. Rasulullah SAW bersabda : “Kamu telah mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk ke dalam lubang biawak, kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya : Wahai Rasulullah, apakah yang engkau maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Baginda bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi?” (HR. Bukhari Muslim).
Dari sini jelas bahwa hukum merayakan ulang tahun adalah haram. ----YOU ADS---
----YOU ADS---
----YOU ADS---
Alhamdulillah di hari yang cerah ini saya masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk saling berbagi kepada kalian semuanya. Pembahasan kali ini adalah masalah “ULANG TAHUN”. Apa si itu ulang tahun atau yang biasa disebut dengan sebutan happy birthday oleh beberapa kalangan, mengapa dan bagaimana hukum merayakan ataupun mengucapkan selamat kepada orang yang sedang berulang tahun. Bicara soal ulang tahun, semalam saya baru membuka lembaran baru di usia 21 dan resmi menutup lembaran di usiaku yang ke-20, jadi semalam saya menutup perjalanan saya di usia yang ke 20 untuk membuka lembaran baru yang insyaAllah lebih baik lagi kedepannya di usia saya yang ke 21.
Memang pentingkah merayakan ulang tahun? Mengucapkan selamat ulang tahun kepada teman-teman kita, sahabat-sahabat kita yang sedang ulang tahun? Kalau menurut pribadi saya sih perayaan ulang tahun itu kurang penting, karena memang ‘usia’ kita bertambah, usia pada pengertian ini adalah hitungan usia kita sejak dilahirkan, namun sejatinya umur kita berkurang bukan malah bertambah, jadi semakin bertambahnya usia kita maka hendaknya kita merenungi umur kita yang berkurang dan lebih dekat dengan kematian, Bukan malah dirayakan. Tambah mendekati kematian kok dirayakan...
Selain merenungi umur kira yang sudah semakin berkurang, sepatutnya kita juga bersyukur karena masih diberi usia yang panjang, namun tidak harus menunggu hari kelahiran juga kan untukbersyukur karena diberi usia yang lebih panjang, harusnya kita mensyukurinya itu setiap hari, setiap menit atau setiap detik.
Dan orang-orang yang lagi berulang tahun biasanya melakukan “make a wish” atau berdoa, kenapa harus pada hari ulang tahun coba, padahal berdoa itu kan harusnya setiap saat, setiap waktu. Bahkan ada yang mengeluarkan kocek yang banyak jutaan atau bahkan milyaran rupiah untuk mereyakan hal yang satu ini. Kenapa tidak disumbangkan ke fakir miskin saja sih, kan lumayan dapat pahala.
Sebenarnya siapa sih yang memulai perayaan ulang tahun? apa dasarnya? bagaimana pandangan agama saya, islam tentang perayaan ulang tahun ini?
Bicara tentang hukum merayakan ulang tahun, memang tidak ada dalil atau nash langsu yang melarang kita merayakan hari ulang tahun. Begitu pula tidak pernah menemukan riwayat bahwasanya setiap tanggal 12 Rabiul Awal Rasulullah merayakan ulang tahun atau dengan sekedar mengingat-ingat hari kelahirannya. Pegitu pula para shahabat nabi, para tabiin dan para ulama-ulama pun kita tidap pernah mendengar kisahnya merayakan ulang tahun.
Lalu saiapa sih yang mengawali perayaan ulang tahun ini ? Ternya tradisi ini sudah ada di Eropa sejak beberapa abad silam. Dengan kepercayaan bahwa jjika seseorang berulang taun maka setan-setan berduyun mendatanginya dan membawa bingkisan/kado. Dan untuk melindungi dari seta-setan itu maka orang yang merayakan ulang tahun mengundang kerabat, dan teman-temannya untuk menemaninya dan sekaligus membacakan doa.
Jadi Tradisi ulang tahun sama sekali tidak memiliki akar sejarah dalam islam. Islam tak pernah diajarkan untuk merayakan ulang tahun baik dalam Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah. Kalo pun kemudian ada orang yang berargumen bahwa dengan diperingatinya Maulid Nabi, hal itu menjadi dalil kalo ulang tahun boleh juga dalam pandangan Islam. Maka ini adalah argumen yang tidak tepat. Rasulullah SAW sendiri tak pernah mengajarkan kepada kita melalui hadisnya untuk merayakan maulid Nabi. Maulid Nabi, itu bukan untuk diperingati, tapi tadzkirah, alias peringatan. Maksudnya? Jika kita baca buku tarikh Islam, di dalamnya terdapat catatan bahwa Sultan Shalahuddin al-Ayubi amat prihatin dengan kondisi umat Islam pada saat itu. Di mana bumi Palestina dirampas oleh Pasukan Salib Eropa. Sultan Shalahuddin menyadari bahwa umat ini lemah dan tidak berani melawan kekuatan Pasukan Salib Eropa yang berhasil menguasai Palestina, lebih karena mereka sudah terkena penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati). Mereka bisa menjadi seperti itu karena mengabaikan salah satu ajaran Islam, yakni jihad. Bahkan ada di antara mereka yang tidak tahu menahu dengan perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Untuk menyadarkan kaum muslimin tentang pentingnya perjuangan, Sultan Shalahuddin menggagas ide tersebut, yakni tadzkirah terhadap Nabi, yang kemudian disebut-entah siapa yang memulainya-sebagai maulid nabi. Tujuan intinya mengenalkan kembali perjuangan Rasulullah dalam mengembangkan Islam ke seluruh dunia. Singkat cerita, kaum muslimin saat itu sadar dengan kelemahannya dan mencoba bangkit. Dengan demikian, berkobarlah semangat jihad dalam jiwa kaum muslimin, dan bumi Palestina pun kembali ke pangkuan Islam, tentu setelah mereka mempecundangi Pasukan Salib Eropa. Jadi Maulid nabi bukan dalil dibolehkannya pesta ulang tahun.
Kembali ke pokok pembicaraan, Pesta ulang tahun bukanlah warisan Islam. Tapi warisan asing, alias ajaran di luar Islam. Lalu gimana jika kita melakukannya? Berdosakah? karena tradisi itu adalah tradisi orang-orang Eropa, yang saat itu berkembang ajaran Kristen, maka pesta ultah tentu saja merupakan tradisi kaum non-muslim. Jika kita melakukannya, maka termasuk dosa.
Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dalam golongan mereka.” (HR. Abu Dawud).
Dalam riwayat lain. Rasulullah SAW bersabda : “Kamu telah mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk ke dalam lubang biawak, kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya : Wahai Rasulullah, apakah yang engkau maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Baginda bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi?” (HR. Bukhari Muslim).
Dari sini jelas bahwa hukum merayakan ulang tahun adalah haram. ----YOU ADS---